LANGITBABEL.COM—-Kekerasan terhadap anak dinilai masih menjadi isu krusial pada momen peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2025.
Menurut Ketua Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi (IPK HIMPSI) Ayunda Ramadhani, kekerasan terhadap anak adalah fenomena gunung es, di mana kasus yang terlaporkan hanyalah sebagian kecil dari kejadian sebenarnya di lapangan.
“Kasus kekerasan pada anak tidak hanya yang terpampang di televisi, tapi sangat sering terjadi di lingkungan kita sehari-hari,” ujarnya pada Selasa (22/7/2025).
Dia mengingatkan bahaya ini jauh lebih dekat dari yang kita bayangkan. Mirisnya, dari seluruh kasus yang ada, Ayunda menyebutkan sebagian besar kasus kekerasan pada anak dilakukan oleh orang yang dikenal atau orang terdekat korban.
“Bisa dibayangkan ketika dunia yang mereka bergantung itu ternyata jahat sama mereka,” kata Ayunda.
Kekerasan seksual menduduki peringkat pertama, diikuti kekerasan fisik yang sering terjadi dalam konteks Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan kekerasan psikologis. Mengingat dampak yang parah.
Penanganan yang cepat sangat krusial, mengingat anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir panjang dan membuat keputusan seperti orang dewasa. Mereka sangat rentan dan membutuhkan dukungan segera untuk memulihkan diri dari trauma.
“Orang tua yang memilih memiliki anak, maka sudah semestinya mereka juga lebih matang dalam pengendalian emosinya,” kata Ayunda.
Sumber: republika.co.id